Pensiunan PT Chevron Pacific Indonesia. Menjadi Pemerhati aspal Buton sejak 2005.
Sehat, Hadiah Terindah di Sisa Usia
12 jam lalu
Jagalah tubuh ini seperti menjaga permata terakhir yang kita miliki. Karena di usia senja, sehat adalah hadiah terindah.
Di usia muda, kita sering menganggap makan enak adalah bagian tak terpisahkan dari kebahagiaan hidup. Lidah dimanjakan dengan rasa nikmat, perut terisi penuh, dan tubuh terasa kuat menerima semuanya. Namun, ketika usia bertambah, semua itu mulai berubah. Makanan lezat bukan lagi prioritas utama, karena yang lebih penting adalah tubuh tetap sehat.
Seiring waktu, tubuh mulai memberi tanda bahwa ia tidak lagi sekuat dulu. Sakit maag yang dulu jarang muncul, kini bisa lebih sering kambuh hanya karena sedikit berlebihan makan. Perut tidak lagi mampu menampung banyak makanan tanpa protes. Itulah tanda bahwa kesehatan kini jauh lebih mahal daripada rasa kenikmatan sesaat.
Kita mulai sadar bahwa di hari tua, satu porsi kecil makanan sehat jauh lebih berarti daripada sepiring penuh makanan lezat yang memicu penyakit. Lidah mungkin kecewa, tetapi tubuh akan berterima kasih. Kebijaksanaan ini hanya datang setelah kita mengalaminya sendiri. Sayangnya, sering kali kesadaran ini muncul setelah kita membayar mahal dengan rasa sakit.
Dokter mengingatkan bahwa makanan adalah pintu masuk sebagian besar penyakit. Apa yang kita makan hari ini akan menentukan apa yang kita rasakan nanti. Di usia senja, makan dalam porsi kecil namun sering menjadi kunci menjaga kesehatan lambung. Disiplin makan menjadi benteng pertahanan, meski harus menolak godaan rasa nikmat masa lalu.
Hidup tanpa stres memang sangat membantu, tetapi usia tetap membawa tantangannya sendiri. Meski tidak lagi diburu deadline, penyakit tetap bisa datang dari arah yang tidak disangka. Makan berlebihan atau memilih menu yang salah bisa memicu masalah. Dari sini kita belajar banyak bahwa menjaga diri adalah pekerjaan seumur hidup.
Di masa muda, kita sering menganggap sehat adalah sesuatu yang wajar. Kita berlari, bekerja, dan begadang tanpa pikir panjang. Tetapi di masa tua, kita rela mengantri berjam-jam demi konsultasi dokter, hanya untuk meraih sedikit kenyamanan. Kita membayar mahal untuk sesuatu yang dulu kita dapatkan gratis: tubuh yang bugar.
Sakit di usia senja bukan hanya urusan pribadi. Ia juga berarti merepotkan anak-anak, pasangan, dan keluarga. Tiba-tiba kita menjadi pusat perhatian keluarga bukan karena prestasi, melainkan karena kelemahan. Beban moral ini sering kali lebih berat daripada rasa sakit itu sendiri.
Kesehatan adalah harta paling berharga yang masih tersisa. Kita mungkin tidak lagi bergelimang harta atau aktif bekerja, tetapi selama tubuh mampu bergerak tanpa rasa sakit, hidup tetap terasa lebih nikmat. Tanpa kesehatan, bahkan emas dan rumah mewah pun kehilangan makna. Karena semuanya bisa habis hanya untuk membayar biaya pengobatan.
Di usia senja, kita belajar menerima bahwa kenikmatan masa muda perlahan dicabut sedikit demi sedikit. Mata kabur, pendengaran menurun, nafas mudah sesak, otot melemah. Namun di tengah kehilangan itu, Allah memberi satu pelajaran: nikmat sehat adalah hadiah yang tidak ternilai dan wajib dijaga.
Kita belajar bersyukur ketika bangun pagi tanpa rasa sakit. Kita belajar bahagia hanya karena bisa berjalan ke dapur tanpa bantuan. Kita belajar tersenyum ketika bisa makan tanpa rasa nyeri lambung. Hal-hal sederhana itu kini menjadi kemewahan yang sesungguhnya.
Banyak orang baru sadar di usia senja bahwa disiplin menjaga makan adalah investasi terbaik. Menahan diri dari makanan berlemak, pedas, atau asam bukanlah penderitaan, melainkan bentuk cinta pada diri sendiri. Setiap kali kita tergoda, kita sebenarnya sedang mempertaruhkan hari-hari sehat yang tersisa. Dan jumlah hari sehat itu tidaklah banyak.
Akan tiba saatnya kita harus memilih: lidah yang puas atau tubuh yang sehat. Di masa muda, lidah sering menjadi pemenang. Tetapi di masa tua, tubuh yang sehatlah pemenang sejati. Karena nikmat rasa hanya bertahan beberapa menit, sedangkan rasa sakit bisa mengganggu berhari-hari.
Kita pun mengerti bahwa kesehatan tidak bisa dibeli secara instan. Obat hanya meredakan gejala, bukan mengembalikan kondisi seperti semula. Pola hidup sehat adalah harga yang harus dibayar setiap hari. Itu berarti belajar sabar, disiplin, dan tunduk pada keterbatasan tubuh.
Menjaga kesehatan di usia senja adalah bentuk ibadah. Kita menjaga amanah tubuh yang Allah titipkan agar bisa terus digunakan untuk berbuat baik. Nikmat sehat memberi kesempatan untuk tetap mandiri dan tidak merepotkan orang lain. Itu adalah penghormatan untuk diri sendiri sekaligus keluarga.
Maka, di sisa hidup yang tidak panjang ini, pilihlah sehat di atas segalanya. Nikmat makan enak masih bisa kita bayangkan, tetapi nikmat sehat hanya bisa kita rasakan sendiri saat tubuh benar-benar bebas dari rasa sakit. Jagalah tubuh ini seperti menjaga permata terakhir yang kita miliki. Karena di usia senja, sehat adalah hadiah terindah yang benar-benar layak kita perjuangkan sampai menutup mata.

Pemerhati Aspal Buton
6 Pengikut

Sehat, Hadiah Terindah di Sisa Usia
12 jam laluBaca Juga
Artikel Terpopuler